Paket Tour Sabang Banda Aceh 4hari-3Malam ini merupakan paket santai istimewa dengan dua lokasi tour , yang menjadi banyak pilihan wisatawan dalam dan manca negara. dengan waktu yang relatif cukup yang membuat peserta benar-benar menikmati perjalanan selama mengunjungi aceh khususnya wisata ke pulau weh-sabang dan banda aceh. Berikut kami hadirkan untuk menemani perjalanan anda. 

Click Info trip >> “Tour  Exclusive B.Aceh – Sabang – Takengon 5D-4N

Lama Tour       : 4Hari-3Malam

Jadwal/Waktu  : Sesuai Permintaan Peserta.

Highlights           : 

 Masjid Raya Baiturrahaman, Museum Tsunami, Wisata Kuliner Kopi dan Mie Aceh, Lhoknga-Lampuuk Beach, Pulau Weh-Sabang, Tugu Nol KM Indonesia, Wisata Kuliner Sate Gurita, Pantai Iboih dan SNOREKLING Pulau Rubiah, Benteng Jepang, Kota Sabang.”


Itenerari Singkat :

Day 1 :  TRANSFER IN (B.Aceh-Sabang) ( x/ x /x )

  • Meeting Point di Bandara Sultan Iskandar Muda / Terminal BUS.
  • Menyebrang Dengan kapal Cepat Express Bahari.
  • Makan Siang
  • Menuju Objek Wisata Tugu NOL KM Indonesia.
  • Check In Penginapan/Resort
  • Makan Malam
  • Acara Bebas

Note:
Jika datang dengan via Pesawat Siang  maka berangkat kesabang Sore hari.



Day 2 :   Wisata Bahari – Snorekling dan Diving  (Sarapan /x/x).

  • Sarapan
  • Wisata Bahari Pantai iboih dan Pulau Rubiah.
  • Makan Siang di Pulau Rubiah
  • Senorkeling Pulau Rubiah
  • Menyaksikan Sunset dan Wisata Kuliner Kota Sabang.
  • Acara Bebas.


Day 3 :  Tour Sabang – Transfer Out Banda Aceh – Kuliner Kopi  (Sarapan /x/x)

  • Sarapan.
  • Check Out.
  • Tour Sabang.
  • Makan Siang.
  • Transfer Banda Aceh Dengan Kapal Cepat Express Bahari.
  • Wisata Alam dan Pantai Lhoknga-Lampuuk Aceh Besar.
  • Check In Hotel.
  • Makan Malam dan Kuliner Kopi Aceh. 
  • Kembali ke Hotel dan.
  • Acara Bebas.


Day 4 :  Tour Tsunami – Belanja Souvenir -Transfer Pulang  (Sarapan /x/x)

  • Sarapan
  • Check Out
  • Wisata Tsunami Banda Aceh
  • Belanja Souvenir Oleh-Oleh Khas Aceh
  • Makan Siang
  • Tranfer Bandara Sultan Iskandar Muda / Terminal BUS.
  • Tour Selesai


Fasilitas.

Sudah Termasuk Dalam Paket  ( Include Package )

  1. Tiket PP Kapal Cepat Express Bahari.
  2. Transportasi Mobil AC – Sesuai Jadwal Tour.
  3. Penginapan/hotel/Resort  3 Malam di Sabang-Aceh ( Kamar AC)
  4. Pemandu / Guide – Mulai dari Banda Aceh.


Gratiss… Dalam Paket

  1. Perahu Kaca (Glass Buttom Boat)
  2. Alat-alat snorkeling untuk 1hari/1day / Peserta
  3. SERTIFIKAT 0 KM SABANG
  4. Kamera Underwater (Documetasi Snorekling)/1Day/1trip
  5. Documentasi Tour 
  6. Breakfast di Penginapan jika paket  ( Exclusive dan VIP Paket)


Tidak Masuk Dalam Paket  (Exclude Package )

  • Tiket Pesawat/Bus
  • Makan
  • Porter 
  • Keperluan Pribadi Lainnya.


 tour Sabang dan Banda Aceh 2016

Priode : 

AGUSTUS – SEPTEMBER 2016




1. Paket Standard EXCLUSIVE Tour Sabang 2D-1N.  

  • 2 Orang – Rp.2.515.000,-/Orang
  • 4 Orang – Rp2.000.000,-/Orang
  • 6 Orang – Rp. 1.800.000, /Orang
  • 10 Orang Silakan Hubungi Kami



Wisata Bahari Pulau Rubiah  + Boat Kaca ( Keliling Pulau Rubiah), alat snorekling, kamera underwater dan foto bawah laut.





2.  Paket Standard EXCLUSIVE  Tour Sabang – B.Aceh 3D-2N.



  • 2 Orang HanyaRp.2.800.000,-/Orang
  • 4 Orang HanyaRp.1.800.000,-/Orang
  • 6 Orang Hanya Rp1.600.000,-/Orang
  • 10 Orang  Hubungi Kami



Wisata Bahari Pulau Rubiah  + Boat Kaca ( Keliling Pulau Rubiah), alat snorekling, kamera underwater dan foto bawah laut.


Note:

*Harga Sewaktu-Waktu Dapat Berubah 

*Harga Tidak Berlaku Untuk Higt Session 


Kontak person:wa 082254710335

Email:chelamonica@gmail.com

hiruk pikuknya kota. Dua lukisan Tuhan itu tidak pernah membuatku bosan untuk dinikmati. Hingga aku benar-benar sadar aku sudah jatuh cinta pada dua keajaiban yang Tuhan berikan pada seluruh umat manusia di muka bumi ini. Suatu keajaiban yang Tuhan berikan pada umat manusia, yang mampu membuat siapapun yang melihatnya akan menimbulkan senyum tipis membusur di bibirmu, tak ada sedih maupun duka.

Lantas, tidak perlu berpanjang lebar, maka segera aku tanyakan kepada Dio dimana spot yang pas untuk menikmati matahari tenggelam dan matahari terbit di Kota Salatiga ini. Maka Dio pun menyarankanku untuk pergi ke Wisata Goa Rong. Ini baru pertama kali aku mendengar tempat wisata itu. Wisata Goa Rong adalah wisata goa seperti di Kota Pacitan dengan julukan “seribu goa” nya. Tidak banyak yang tahu letak lokasi tempat wisata ini kecuali penduduk asli Salatiga itu sendiri atau Anda searching sendiri di Google. Oke, ini sangat menarik, maka setelah menunggu waktu yang pas maka kami berangkat ke tekape.

Lokasi Goa Rong berada di Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Untuk bisa ke lokasi ini, maka kami harus melawati jalanan menanjak. Lokasi nya berada di atas bukit. Bukit ini memiliki ketinggian 998 meter di atas permukaan laut (dpl). Setelah sampai di puncak bukit maka kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa indah. Dari puncak bukit ini,  kita bisa menyaksikan lima gunung menjulang, seolah raksasa yang sedang berdiri membisu. Kelima gunung tersebut adalah, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Keunggulan lain dari wisata Goa Rong, pengunjung bisa melihat langsung Goa Rong yang terletak di celah sebelah barat. Konon lubang Goa Rong panjangnya tidak terukur. Menurut cerita masyarakat sekitar, Goa Rong adalah tempat bertapanya orang-orang suci zaman dulu. Konon, para petapa ini dengan kebersihan hatinya, bisa memasuki lubang Goa Rong dan keluar di Demak. Wow, percaya tidak percaya, konon. Goa Rong sendiri memang kecil dan kurang menarik, oleh karena itu yang dijual disini bukan Goa Rong-nya tapi View-nya yang berada di puncak bukit.

image

image

image

image

A good friend told me, “you’re allowed to have problems”. Don’t ignore them, what ever they may be. Fall memories.

Melihat keindahan alam yang baru saja aku saksikan membuat aku menjadi bersemangat untuk semakin mengeksplore Kota Salatiga. Kurang afdol rasanya jika hanya menikmati matahari tenggelam dan melewatkan matahari terbit. Rasanya seperti sayur tanpa garam. Disaat yang bersamaan dan masih belum beranjak pulang dari Goa Rong, aku langsung menanyakan dimana spot yang bagus untuk melihat matahari terbit. Kali ini Dio sedikit mengernyitkan alis nya. Jujur, ternyata selama ini Dio belum pernah menikmati matahari terbit di kota nya sendiri. Dia bingung dan aku pun juga begitu.

Di tengah perjalanan pulang Dio teringat akan sesuatu akan kenangan di masa SMA nya. Kalau dia dulu pernah pergi ke suatu tempat. Tempat itu jauh diatas puncak gunung. Dimana dia dan kawan-kawannya pernah ke puncak itu dan menikmati pemandangan Kota Salatiga dari ketinggian. Tetapi pada saat itu dia tidak sempat untuk menikmati matahari terbit bersama teman-temannya. Maka dia mengajakku untuk pergi ke gunung tersebut hingga puncaknya untuk menikmati matahari terbit.

image

Gunung itu dinamakan Gunung Telomoyo. Gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini memiliki ketinggian 1.894 m dpl. Dengan persiapan yang minim hanya membawa jaket dan kamera digital, maka kami pun bersiap untuk menuju gunung tersebut.

PUKUL 3 PAGI kami pun bertolak. Perjalanan gelap malam dan udara pagi yang menusuk tulang menemani kami di jalan. Jalanan sepi dan terkadang berseliweran penduduk desa dengan motor butut dan bronjongnya membawa hasil panen sayur untuk di jual di pasar tradisional. Sesampainya di kaki gunung disitulah perjalanan kami dimulai.

Untuk bisa menuju puncak Gunung Telomoyo kita bisa mengendarai kendaraan bermotor atau berjalan kaki. Akses jalan yang tidak mendukung membuat kami berjalan mengendarai motor dengan sangat berhati-hati, mengingat tidak ada sistem penerangan dan rambu-rambu keselamatan yang memadahi di sepanjang jalan menuju puncak gunung. Kadang suasana mencekam datang menghantui kami, suara motor kami yang berisik memecahkan kesunyian di gunung ini. Mungkin dewi-dewi yang bersemayam di gunung ini pun kaget melihat dua bocah lelaki ini masuk ke dalam area kekuasaannya. “ngapain dua anak ingusan ini masuk ke tempat tinggalku”, mungkin begitu gumamnya. Sebelumnya kami memang sudah minta ijin dahulu untuk masuk ke daerah ini dengan membaca doa.

Setelah selama kurang lebih 45 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di puncak Gunung Telomoyo. Di puncaknya terdapat stasiun penerus gelombang radio, kalau kata kerennya sih ini adalah “microwave”. Beberapa tower menjulang tinggi di tempat ini, dan semuanya masih aktif berfungsi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan disini. Seperti daerah yang terasingkan, tidak terurus, dan tidak terawat.

Menunggu matahari terbit di ketinggian 1.894 m dpl dengan udara yang dinginnya menusuk tulang dan dengan jaket seadanya bukan perkara mudah. Kami kedinginan. Dan yang paling parah kami tidak membawa bekal apapun, bahkan sebotol minum pun tidak ada. Dengan akal seadanya kami bermaksud menghangatkan diri agar tidak kedinginan konyol. Untungnya aku membawa korek api, lantas dengan alat seadanya kami pun membakar jari-jari kami sendiri. Jari-jari kami sudah “hampir” mati rasa. Amatir.

ALAM YANG MENDENGARKAN. Perlahan namun pasti, sayup-sayup warna merah bercampur jingga mulai menyeruak dari garis horison di ufuk timur, namun langit masih gelap bertaburan bintang dan bulan sabit yang setia menyinari gelapnya malam. Suara-suara alam mulai bermunculan seperti beberapa burung yang bernyanyi menyambut pagi, serangga seperti jangkrik dan hewan malam lainnya. Ini merupakan sensasi dan pengalaman yang sangat berbeda, sebelumnya aku tidak pernah bisa menikmati alam yang seperti ini, pasti selalu ramai dengan wisatawan lain, tetapi saat ini semua nampak berbeda. Yang ada hanya kami dan alam. Kami mendengarkan alam yang seakan memberitahu kepada kita sebuah kehidupan bahwa mereka ada, bahwa mereka hidup di sekitar kita, bahwa mereka butuh kita untuk menjaganya. Kami mendengarkan alam kala itu.

image

Di saat kami sedang menikmatinya, tiba-tiba mereka semua diam, membisu, tak ada satu suara pun yang terdengar. Sunyi. Senyap. Kalian tahu kawan, setelah semua berdiam selama kurang lebih satu menit, maka ada suara merdu yang terdengar oleh kita saat itu. Suara adzan subuh yang berkumandang. Tidak hanya satu namun saling bersahutan antara masjid satu dengan yang lainnya. Saling bersahutan memanggil umat muslim untuk beribadah di rumahNya. Bahkan ada yang memukul bedug dan kenthongan untuk membangunkan penduduk. Selama 4 menit kedepan aku tak pernah merasa sedamai ini. Perasaan tenang dan damai yang muncul ketika mendengar adzan yang berkumandang. Lalu senyum ini membuncah seperti bulan sabit di atas kami. Kami memejamkan mata, meniru alam yang mendengarkan dan menghormati indahnya suara adzan subuh di ketinggian.

Bahkan alam pun tahu bagaimana mereka menghormati adzan dengan cara mereka sendiri, dengan berhenti beraktivitas sesaat untuk menghormatiNya. Apakah kalian juga begitu ketika mendengar suara adzan?

image

             Dio sedang menunaikan ibadah shalat subuh

PEMANDANGAN sungguh menakjubkan. Di bawah, gemerlap lampu rumah penduduk Kota Salatiga. Di atas bertaburan bintang dan rembulan yang cantik. Di depan kami, warna jingga bergradasi dengan warna ungu di atasnya, matahari sebentar lagi menampakkan dirinya. Aku berharap ini tidak berlalu  dengan cepat dan dapat menikmatinya lebih lama lagi, namun alam berkata lain, tepat pukul 5.29 pagi, matahari terbit dari ufuk timur. Kami berdua pun takjub dengan pemandangan yang ada. Bahkan Dio sendiri pun benar-benar takjub karena baru kali ini dia bisa menikmati matahari terbit dan melihat secara langsung betapa bulatnya matahari dan warna keemasan matahari saat terbit.

image

image

image

image

image

image

Setelah matahari bersinar terang, aku baru sadar bahwa tempat kami berdiri adalah tempat lepas landas gantole dan paralayang. Ternyata tempat ini merupakan tempat yang sering dipakai para penggemar olahraga gantole dan paralayang apabila ada kejuaran. Bagiku, apapun tempatnya, bagaimanapun kondisinya, kami tetap selalu bisa menikmati pemandangan yang ada dengan cara kami sendiri. Tempat ini merupakan sejarah bagi kami bahwa kami mendapatkan sesuatu pengalaman dan pelajaran yang benar-benar diluar dugaan kami.

image

image

image

image

Pada perjalanan yang kita jejaki, ada sebagian dari diri yang kita titipkan pada tempat yang asing, untuk nanti kita temui pada waktu yang lain.

KAWAN BARU. Tak hanya pengalaman baru, kami juga bertemu dengan kawan baru, yang dengan secara kebetulan mereka juga sedang menuju ke puncak Gunung Telomoyo.  Mereka adalah Pak Fandi dan Pak Luki. Mereka datang jauh-jauh dari Jakarta hanya untuk jalan-jalan dan sekedar hunting foto. Mereka adalah bapak-bapak tangguh. Kudengar mereka bercerita betapa susahnya untuk mencapai puncak gunung ini dengan menggunakan motor maticnya. Mereka sempat terjatuh dua kali dari motornya karena memang motor yang tak sesuai dengan jalan yang rusak justru akan membahayakan pengendaranya sendiri. Gara-gara itu mereka jadi terlambat untuk melihat matahari terbit.

Kami sempat mendadak menjadi anak kampung. Anak kampung yang baru mengenal apa itu yang namanya teknologi. Peralatan kamera yang dibawa adalah kamera mahal seharga sepeda motor sport. Dengan polos nya kami terkejut dan melongo. Baru kali ini kami melihat dan bahkan bisa memegang kamera mahal itu. Kesempatan ini aku gunakan untuk mencoba seperti apa sih kamera mahal itu. Akhirnya aku meminjam dan mencobanya untuk mengambil beberapa gambar dengan kamera tersebut dan hasilnya? Sama saja. Tak ada bedanya dengan kamera yang aku pakai. Mungkin karena aku masih belum paham bagaimana menggunakan kamera mahal tersebut secara maksimal. Yah, namanya juga anak kampung.

image

image

image

Dengan segala kerendahan hati kami berpisah. Masing-masing meneruskan perjalanannya. Pengalaman yang berharga ini tak akan lekang oleh waktu dan akan terus terekam dalam memori ingatan kami. Tempat ini pun masih memberikan pemandangan yang menakjubkan ketika kami hendak meninggalkannya. Di ketinggian ini, tempat ini masih menjadi saksi bisu bahwa Tuhan telah menunjukkan kebesaranNya melalui alam yang bersahaja. Dengan kebisuannya dan angin yang semilir diatas bukit, mereka seperti menyaksikan kami dan memberikan salam perpisahan kepada kami. Terima kasih.

image

Tenang saja kawan –Alam. Kami akan jaga alam ini dengan segala keikhlasan dan kemampuan kami. Tetaplah seperti ini, tetaplah menjadi surga di muka bumi yang luas ini.

CERITA RAKYAT TORAJA ”KISAH CINTA SEJATI PAERENGAN DAN LEBONNA,ROMEO AND JULIET VERSI TORAJA

toraja-tongkonan-4.jpgMungkin inilah kisah cinta sehidup semati yang paling romantis jauh sebelum kisah Romeo and Juliet difilmkan.Kisah cinta dua sejoli yang dimabuk asmara. Kisah cinta yang begitu melegenda dan akan selelu dikenang oleh masyarakat Toraja
Kisah ini terjadi di sebuah desa di Tana Toraja tepatnya di desa Bua Kayu,kecamatan Bonggakaradeng pada ratusan tahun yang lalu.
Berikut kisahnya :

Alkisah disebuah desa di Toraja yang bernama desa Bua,hiduplah seorang wanita cantik nan rupawan bernama Lebonna. Kulitnya putih,rambut panjang yang terurai dan hidung mancung membuat wanita ini tak tertandingi kecantikanya didesanya bahkan diseluruh penjuru Toraja pada waktu itu.

Banyak pria yang ingin mempersuntingnya tapi dia selelu menolak. Akhirnya ia bertemu dengan seorang pria tampan dan pemberani,seorang ksatria bernama Massudilalong Paerengan. Perkenalan mereka lama kelamaan menjadi lebih erat dan semakin mesra hingga keduanya saling berjanji akan sehidup semati dan bila mati kelak dikuburkan bersama-sama. Hubungan mereka sontak para pria dikampung mereka iri kepada Paerengan,begitupun dengan Lebonna banyak wanita-wanita yang iri kepadanya karena telah berhasil merebut hati Paerengan.

Hari demi hari berlalu kedua sejoli ini yang sedang dimabuk asmara ini merencanakan hubungan yang lebih serius. Paerengan berencana ingin melamar Lebonna. Akan tetapi sebuah kabar buruk datang,desa tetangga berencana akan menyerang desa mereka. Paerengan yang memang terkenal sakti disuruh oleh kepala adat untuk memimpin pasukan didesanya menghalau serangan dari kampung tetangga. Karena diberi tugas oleh kepala adat maka rencana untuk mempersunting Lebonna pun dibatalkan. Sebelum berangkat ke medan perang Paerengan berjanji pada Lebonna jika ia pulang nanti akan langsung melamarnya. Lebonna pun menuruti perkataanya.

Keesokan harinya Paerengan dan pasukan pun berangkat ke perbatasan untuk menghadapi pasukan dari tetangga. Sementara Lebonna tinggal dirumahnya menenun kain sembari menunggu kekasihnya pulang dari medan perang.

Ketika pertempuran sedang berlangsung ada seorang pasukan Perengan yang diam-diam lari dari medan perang. Ia menuju ke rumah Lebonna dan mengatakan bahwa Massudilalong Paerengan telah gugur dimedan perang. Ia sengaja membuat kabar bohong karena ingin merebut Lebonna dari Parengan. Mendengar kabar itu Lebonna langsung kaget dan tidak sanggup menahan kesedihanya. Ia bahkan tidak percaya karena Parengan telah berjanji padanya akan sehidup semati denganya tetapi pasukan itu selalu berusaha menyakinya dengan berpura-pura sedih bahwa yang dikatakanya itu benar.

Setelah mendengar kabar tersebut hari-hari Lebonna dihabiskan hanya dengan bersedih meratapi kepergian kekasihnya. Ia mengurung dirinya didalam rumah dan tak makan hingga berhari-hari. Sementara itu usaha pasukan itu untuk merebut hati Lebonna tidak mebuahkan hasilnya. Setiap hari pasukan itu datang untuk memikat hati Lebonna tapi selalu ditolak olehnya bahkan Lebonna tak bergeming sedikitpun untuk mengkhianati janjinya yang pernah ia ikat bersama Parengan. Karena saking cintanya kepada Parengan akhirnya Lebonna memutuskan untuk menepati janjinya sehidup semati bersama Parengan kekasihnya dengan cara tragis yaitu bunuh diri. Ia pun mengambil seuntai tali lalu menggantung lehernya dibelakang rumahnya sendiri demi menepati janji sehidup sematinya. Ketika seorang warga mayatnya Lebonna tergantung diatas pohon ia lalu berteriak memanggil keluarganya. Keluarga lalu bergegas bermaksud untuk menyelamatkan nyawanya tapi sudah terlambat. Nyawa Lebonna sudah tak tertolong lagi. Keluarganya sangat bersedih dengan apa yang dialami Lebonna. Ia tak menyangka Lebonna akan melakukan hal yang seperti itu demi seoarang Paerengan.

Beberapa hari setelah kematiannya sebelum dikubur jasad Lebonna diupacarakan terlebih dahulu sesuai adat masyarakat Toraja. Ketika selesai keluarga dan kerabat membawanya ke tempat penguburan. Ia dikuburkan di Liang Batu (Batu besar yang dilubang dengan dipahat untuk memasukkan jenasah) keluarganya. Tapi ada hal aneh ketika jenasah Lebonna dimasukkan kedalam Liang batu dimana pintu liang itu sudah ditutup rapat tapi rambuat Lebonna masih terurai keluar melewati sisi pintu liang. Masyarakat yang datang mengatar jenasah Lebonna pun berpendapat bahwa ia belum rela masuk ke liang tersebut karena ada hal atau janji yang ia belum dapatkan atau buktikan sewaktu masih hidup.

Sementara dimedan perang Paerengan dan pasukanya berhasil memenangkan perang. Ia sangat bersuka cita karena mampu mejalankan tugasnya dengan baik dan tidak sabar ingin pulang menemui kekasihnya Lebonna. Paerengan dan pasukanya akhirnya pulang ke desa mereka. Ketika sampai mereka disambut dengan penuh suka cita dan pujian khusunya Paerengan karena telah berhasil memimpin pasukan didesanya mengalahkan pasukan desa tetangga. Paerengan yang tak sabar ingin bertemu dengan Lebonna langsung bergegas ke rumah Lebonna,tapi alangkah kaget ia ketika sampai dirumah Lebonna,ia melihat dipekarangan rumah Lebonna masih ada pernak-pernik yang dipakai dalam upacara Rambu solo’ (upacara kematian) terpasang dan baru sedikit yang dicabut. Ia lalu naik kerumah dan bertanya apa yang sedang terjadi. Dengan tenang keluarga Lebonna menceritakan semua kejadian kematian Lebonna kepadanya. Bagaikan disambar petir disiang bolong Paerengan sangat kaget dan hampir tak percaya semuanya. Ia kemudian berlari ke rumahnya dan mengurung diri.

Sama dengan kekasihnya Lebonna sewaktu mendengar kabar kematiannya hari-hari Paerengan cuma dihabiskan hanya untuk bersedih dan mengurung diri dirumahnya. Ia tak makan berhari-hari dan mau menjumpai seorang pun yang datang untuk menghiburnya.

Sementara itu ada seorang yang kebetulan juga sahabat dekat dengan Perengan bernama Dodeng. Ia mempunyai pohon induk (enau) yang berdekatan dengan kuburan Lebonna. Kebetulan waktu itu orang yang biasa disuruhnya untuk mengambil tuak (sari pohon enau yang dijadikan masyarakat Toraja sebagai minuman) sedang pergi keluar kampung maka ia sendiri yang pergi mengambil tuak tersebut ke pohonya pada sore hari. Sesampainya disana ia lalu memanjat pohon tersebut dan mengambil tuak yang sudah ditadah disebuah timbo’ (tempat menadah sari pohon enau yang berbentuk bulat panjang terbuat dari patongan tiap ruas bambu) lalu menggantinya dengan timbo’ yang lain yang masih kosong. Dipohon enau itu terdapat 2 tangkai buah enau dimana yang satunya sudah dipotong untuk mengeluarkan sarinya dan yang satu masih diproses dengan cara dipukul-pukul bagian batang tempat keluarnya tangkai buah dengan menggunakan kayu balok yang dibuat bundar (wkwkwk taye ku tandai apa sanganna). Ketika Dodeng sedang memukul-mukul tangkai buah enau itu tiba-tiba ia mendengar suara rintihan seorang wanita yang tak jauh dari tempatnya,suara itu seperti ia kenal sebelumnya. Ia tidak tahu bahwa suara itu adalah suara arwah Lebonna kekasih sahabatnya Paerengan. Rintihan kesedihan Lebonna (Dalam seni sastra Toraja Rintihan kesedihan disebut ‘londe’) yang sekarang dibuat sebagi lirik lagu adalah sebagai berikut :
”Dodeng mangrambi ma’dedek”
Dodeng yang sedang memukul-mukul
”Dodeng ma’pa’tuang tuak”
Dodeng yang sedang memindahkan tuak/arak
”Rampanan pi pededekmu”
Tinggalkanlah dulu alat pukulmu(pekerjaan)
”Anna pi te kamaliku”
Simpan duku rasa rinduku
”Ammu perangina mati”
Lalu dengarkanlah aku
”Ammu tandi talinga’na
Pasanglah telingamu
”Parampoanna kadangku”
Sampaikanlah perkataanku
”Pepasan mase-maseku”
Pesan penderitaanku
”Lako to’ Masudilalong”
Kepada Masudilalong
”Muane sangkalama’ku”
Lelaki pujaanku
”Muku duka”
Engkau berkata
”Lasang mateki eh so’ e”
Kita akan sehidup semati wahai kekasihku
”Paerengan..oh rendengku”
Paerengan oh kekasih sejetiku
”Angku dolo angku mate”
Aku pertama yang mati
”Tae sia lamate na la sisarak sungana”
Kenapa dia tidak mati(taye mo ku tandai to wkwkwkkkwkw)
”Ulli-ulli sola duka borro sito’doan duka”
Ulat-ulat bersama juga saling memberi
”Oh rendengku”
Oh kekasih sejatiku

Jika diartikan secara singkat maksud pesan Lebonna kepada Paerengan adalah dia bersedih karena ia telah mati demi menepati janjinya meskipun dia dibohongi karena Paerengan masih hidup. Ia kecewa kepada Paerengan yang tak bisa menepati janjinya karena sampai saat ini Paerengan masih hidup.

Dodeng yang mendengar rintihan permohonan itu akhirnya tahu bahwa suara yang ia dengar itu ialah suara Lebonna. Ia kemudian bergegas turun dari pohon sambil gemetar ia berlari ke rumah. Tuak/arak yang ia ambil terpaksa ia tinggalkan karena saking takutnya. Sesampainya dirumah ia tidak pergi ke Paerengan untuk menyampaikan pesan itu kepadanya karena masih tidak percaya apa yang didengarnya tadi. Ia kira itu hanya khayalan saja. Ia pun jatuh sakit akibat kaget mendengar suara itu.

Keesokkan harinya ia kembali lagi ke pohon enaunya untuk mengambil tuak yang baru dan yang ia tinggalkan kemarin. Tapi sampai disana ia kembali mendengar suara itu dan tanpa pikir panjang ia langsung lari. Tapi karena saking paniknya ia berlari ke rumah Paerengan smabil berteriak. Mendengar suara orang berteriak Paerengan langsung turun dari rumah lalu melihat Dodeng yang berlari ketakutan. Melihat sikap Dodeng yang aneh Parengan lalu menemuinya dan menanyakan apa yang terjadi padanya. Karena sudah tak tahan akhirnya Dodeng menceritakan semua yang dialaminya kepada Paerengan. Mendengar cerita dari Dodeng Paerengan tak yakin dengan apa yang dikatakan Dodeng. Ia ingin membuktikanya sendiri.

Keesokan harinya ia lalu pergi menemui Dodeng untuk pergi bersama ke tempat pohon eneunya. Mereka berangkat bersama ke tempat pohon enau pada petang hari. Paerengan lalu menyuruh Dodeng untuk naik kembali ke pohon enaunya sementara ia bersembunyi. Tak lama kemudian suara Lebonna pun kembali terdengar. Paerengan yang bersembunyi tak jauh dari tempat Dodeng mendengarnya dengan jelas. Ia lalu bergegas lari pulang ke rumahnya. Sesampainya dirumah ia lalu menutup pintu dan menangis penuh penyesalan karena telah lalai dari janjinya yang telah disepakati bersama Lebonna kekasih yang sangat dicintainya itu. Ia pun merencanakan sesuatu demi memenuhi janjinya kepada Lebonna.

Di pagi hari ia memanggil semua pasukan dan keluarganya untuk berkumpul besok dilapangan terbuka sambil membawa tombak dengan alasan ia akan mengadakan upacar merok (Upacara rambu tuka’) yaitu upacara mentahbiskan rumah adat Toraja ”Tongkonan” dengan menombak kerbau tapi Paerengan menginginka kerbau ditombak dilapangan terbuka . Keesokan harinya satu persatu pasukanya mulai datang ke lapangan.Begitu juga dengan keluarganya yang datang sambil membawa kerbau. Ketika semua pasukan telah datang ia lalu menyuruh pasukanya untuk menghadapkan mata tombaknya keatas. Pasukan lalu menurutinya karena dikiranya mereka akan menombak kerbau. Kemudian Paerengan naik ke pendopo yang kebetulan ada dilapangan. Semua orang yang ada disitu mengira Paerengan akan menyampaikan kata-kata sebelum kerbaunya ditombak tapi ternyata ia melompat kebawah ke arah pasukanya dimana ratusan mata tombak pasukanya sudah mengarah ke atas. Tubuh paerengan lalu mendarat tepat diatas mata tombak-tombak pasukanya dan seketika itu juga ia pun langsung tewas. Paerengan tewas secara mengenaskan dan telah memenuhi janjinya kepada Lebonna untuk sehidup semati selamanya. Semua orang yang hadir disitu kaget dan tak percaya Paerengan akan melakukan itu. Keluaraga Paerengan lalu histeris melihat kematian tragis Paerengan. Mereka lalu meminta pasukanya untuk membawanya pulang ke rumah.

Sebelum dikubur jasad Paerengan di upacara adatkan terlebih dahulu. Setelah beberapa hari diadakan upacara adat Jasad Paerengan lalu dibawa ke liang batu untuk dikuburkan. Tapi tempat jasad Paerengan dikuburkan bukan di liang batu tempat Lebonna. Sesudah dikuburka arwah Paerengan selalu menampakan diri dirumahnya hingga membuat keluraganya mulai ketakutan karena tidak tahu apa yang ia minta sehingga setiap malam menampakkan dirinya. Selama 3 hari arwah Paerengan selalu menampakan diri dirumahnya.

Mendengar kabar itu Dodeng sahabat Paerengan kemudian datang kerumah keluarga Paerengan dan menceritakan semua kejadian yang pernah ia alami yaitu saat mendengar suara rintihan Lebonna,ia lalu berpendapat apa yang arwah Paerengan lakukan sama halnya dengan yang dilakukan Lebonna kepadanya. Mendengar pengakuan Dodeng keesokan harinya keluarga Paerengan pergi ke liang batu Paerengan,mereka mengambil jasadnya lalu memindahkanya ke liang batu Lebonna. Setelah memindahkan jasad Paerengan tidak ada lagi penampakan arwah Paerengan begitupun dengan Suara rintihan Lebonna karena mereka telah bersatu kembali sesuai dengan janji yang mereka katakan sewaktu masih hidup.
Demikian kisah cinta sejati Parengan dan Lebonna . Semoga memberikan manfaat bagi Anda
Saya minta maaf kalo ada kata” yang tidak pengunjung pahami atau bahasa Toraja yang saya tidak bisa terjemahkan dengan baik, maklum saya gk tahu bahasa sastra Toraja wkwkwkkwkwkwkkwk..

Paket tour toraja

HARI 01  :  TIBA MAKASSAR – MENUJU TORAJA (L, D)

Tiba di Bandara Hasanuddin, disambut oleh Guide Welcome to Makassar. Setelah proses kedatangan di Airport selesai, peserta langsung melanjutkan perjalanan menuju Tana Toraja. Perjalanan ditempuh sekitar  8-9 jam, melewati perkampungan Bugis dengan Rumah adatnya. Makan siang dirumah makan setempat. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati daerah pegunungan. Sore hari beristirahat sejenak di Puncak Bambapuang, sambil melihat pemandangan alam disekitarnya. Makan malam dirumah makan setempat, Peserta ditransfer ke hotel, Istirahat.


HARI 02  :  FULL DAY TOUR TORAJA  (B,L,D)

Setelah sarapan, kami akan membawa Anda tur sehari penuh di Toraja. Pagi hari kita akan mengunjungi Lemo, sebuah kuburan kuno pada tebing vertikal. Lalu ke Londa, sebuaah
gua di dalam cadas. Dari Londa, kita akan mengunjungi situs paling terkenal, Kete Kesu, di mana kita akan melihat arsitektur Tongkonan (rumah tradisional Toraja) dengan lumbung padinya. Setelah itu, kita akan mengunjungi kuburan bayi aneh di Suaya/Kambira. Makan siang akan disajikan di restoran setempat. Pada sore hari, kita akan mengunjungi Pallawa dan Sa’dan yang terkenal sebagai pusat ukiran kayu. Menjelang sore kita kembali ke hotel untuk makan malam dan istirahat.


HARI 03  :  FULL DAY TOUR TORAJA  (B,L,D)

Pada hari ketiga, kita akan mengunjungi Marante dan Nanggala, sebuah desa tradisional yang terkenal dengan rumah-rumah Tongkonan besar dan lumbung padi tua. Kemudian Bori untuk melihat batu megalit kuno. Makan siang akan disajikan di restoran lokal di Rantepao. Setelah makan siang, kita menuju Batutumonga, situs monumen batu purba. Dalam perjalanan, kita akan berhenti di Tinombayo untuk menikmati indahnya persawahan terasering yang luas dengan batu megalit dan pemandangan pegunungan mengesankan. Di sini kita bisa bersantai melepas penat sammbil menikmati makanan dan minuman ringan.


HARI 04  :  TRANSFER OUT – BANDARA  (B,L)

Setelah sarapan dihotel, check out hotel. peserta dijemput dan melanjutkan perjalanan ke Airport untuk melanjutkan Jadwal Penerbangan berikutnya. Sampai Jumpa di Tour Selanjutnya


KETERANGAN :


HARGA PAKET TOUR SUDAH TERMASUK   :

Akomodasi di Hotel sesuai pilihan

Local Transport dengan Bus Pariwisata / Van / Innova sesuai jumlah peserta

Local Guide / Pemandu Wisata sesuai klasifikasi Bahasa yang diinginkan

Tour sesuai program

Ticket masuk obyek wisata

Makan sesuai program

Airport handling  ( Pre-check in Ticket )


HARGA PAKET TOUR BELUM TERMASUK   :

Pengeluaran pribadi selama tour  ( Telp, laundry, minibar )

Porter dan Room Boy Service

Tour tambahan diluar program

Tips Guide dan Driver

paket wisata jogja

​Salam Pariwisata 

Jogja 2H1M min 50 pax

Liburan Hampir tiba mari rencanakan liburan ke JOGJA bikin liburan kamu berkesan.
Tujuannya :  Goa Pindul, Indrayanti, Malioboro, Bakpia Pathuk

HARGA : 700/pax. Fasilitas: Bus Pariwisata, Tiket Objek Wisata, Makan 2x.

Melayani:

1.Paket tour Bali

2.Paket tour Jogya

3.Paket tour by Request

4.Outbond

5.Rafting

6.Meeting PACKAGE